SepertiSisik Batu Rantai yang memiliki mental yang cukup luar biasa saat berlaga sehingga dapat menurunkan mental lawan. Ciri Khas Sisik Naga Temurun. Berbicara mengenai ciri khas sisik ini dapat dilihat pada bagian sisik kaki yang menghadap kebawah yang dalam bahasa jawa disebut sebagai temurun. Sisik naga memiliki bentuk seperti ular naga,. 1 Sisik Batu Lapak. Ayam dengan sisik batu lapak dipercaya memiliki pukulan yang dapat menghilangkan tenaga lawannya. Bila pukulan ayam ini tepat mengenai leher atau kepala ayam lawan, maka dapat dipastikan ayam lawan akan limbung dan lemas. Ciri ayam tersebut adalah adanya sisik yang tersusun rapi pada telapak kakinya. 2. Sisik Batu Rantai Ciriciri Sisik Naga Temurun Ayam Aduan Sesuai dengan namanya, ciri yang paling nampak dari katuranggan naga temurun yaitu bentuk sisik kaki belakang ayam menghadap ke bawah. Berdasarkan mitos zaman dahulu bahwa bentuk sisik pada perut naga menghadap ke bawah, maka tidak heran bila memiliki julukan yang sama. cash. Bicara soal kelebihan sisik kaki naga temurun pada ayam bangkok aduan memang tidak perlu diragukan lagi. Katuranggan kaki ayam yang satu ini disegani bagi para penggemar sabung ayam, terutama ras ayam di Indonesia, sisik yang satu ini bisa dibilang termasuk katurangan kalangan atas dan cukup langka. Jadi tak heran bila sisik naga temurun ini paling bila ada yang membawanya di arena sabung ayam, justru malah banyak botoh yang ingin membeli ayam tersebut. Atau paling tidak orang-orang menjadi segan untuk dengan namanya, ciri yang paling nampak dari katuranggan naga temurun yaitu bentuk sisik kaki belakang ayam menghadap ke mitos zaman dahulu bahwa bentuk sisik pada perut naga menghadap ke bawah, maka tidak heran bila memiliki julukan yang ini beberapa contoh penampakan dari katurangan sisik naga temurunKelebihan Sisik Naga Temurun Pada Ayam Bangkok AduanKita semua tentu paham bahwa setiap katurangan pada ayam bangkok pasti punya kelebihan maupun kekurangan. Berikut berbagai kelebihan sisik naga temurunAyam dengan ciri sisik kaki dipercaya mempunyai pukulan yang kuat dan gaya bertarung ayam dominan lebih tenang dan dapat mengontrol jalannya pertandingan di arena punya pukulan andalan atau yang dikenal dengan pukul saraf atau serangan memiliki pukulan yang begitu keras, pedas dengan serangan yang tepat ayam terlihat tenang, tapi ayam dengan sisik naga temurun punya aura atau penampakan yang gagah zaman dahulu menganggap ciri fisik yang satu ini bisa membawa bila ayam dengan katurangan naga temurun ini dilengkapi oleh katurangan lainnya pasti mempunyai banyak sekali Jenis Kaki Naga Temurun yang Cukup TerkenalPada dasarnya sisik naga temurun memiliki jenis yang beragam dan tingkatannya. Berikut beberapa diantaranyaSisik naga tembus, yakni memiliki ciri fisik yang menghadap ke bawah tanpa terputus. Biasanya terdapat pada kedua kaki bagian belakang ayam naga setengah, dimana hanya terdapat setengah saja sisik naga temurun pada ayam. Bisa hanya di satu kaki, kaki bagian depan, atau setengah kaki temurun full katurangan, yakni ciri khusus pada ayam naga temurun yang memiliki katurangan jenis Kekuatan Sisik Ubed Pada Ayam Bangkok AduanMeskipun sisik naga temurun cukup terkenal, salah satu yang tidak kalah penting adalah pola perawatan ayam. Kemudian faktor penentu kualitas ayam aduan juga dipengaruhi oleh darah yang harus sobat petik yakni ayam dengan katurangan bagus harus dirawat dengan maksimal agar bisa jadi ayam juara. Ayam Aduan Katurangan memiliki berbagai ciri, salah satunya adalah dapat dilihat dari kaki ayam. Banyak yang menyebutkan bahwa apabila ada ciri kaki ayam yang menang menurut masyarakat jawa atau mitos kejawen. Nah ciri-ciri katuranggan kaki ayam laga beserta kelebihannya 1. Tanjung karang dan Tunggak Winarayan Ciri-cirinya adalah di bagian jari kiri dan kanan kaki ayam, sisik pecah terbelah menjadi dua. Kelebihannya adalah Bila saat pertarungan di arena, ayam yang mempunyai ciri-ciri sisik seperti ini pada saat memukul akan membuat ayam lawan menjadi kebingungan. 2. Naga Mangsa / Ubet Ciri-ciri sisik naga mngsa / ubet adalah sisik kaki ini melingkar seperti gelang. Kelebihannya adalah Bila ayam mempunyai ciri-ciri sisik seperti ini, maka ayam mempunyai pukulan yang sangat menyakitkan dan mampu membuat lumpuh ayam lawan dengan cepat, disebabkan pukulan ayam ini langsung mengenai syaraf ayam lawan. 3. Naga Temurun Ciri-ciri sisik naga temurun adalah sisik kaki belakang ayam berjajar terbalik ke arah bawah, yang ujung lancipnya sisik menghadap ke atas. Ayam yang mempunyai ciri sisik seperti ini, derajatnya lebih tinngi dari ayam-ayam lainnya. Kelebihannya adalah Ayam yang mempunya ciri-ciri sisik seperti ini, pukulannya sangat tajam , keras dan dalam. Apabila lawan terkena pukulan di bagian tubuh yang sensitif, pasti lawan akan langsung tumbang dan tidak dapat berdiri lagi. Dikatakan juga sisik naga temurun pukulannya dapat meremukan tulang lawan yang terkena pukulan. 4. Naga Banda Ciri-ciri sisik naga banda adalah sisik kaki ayam tersusun mirip kulit salak. Kelebihannya adalah Ayam yang mempunyai ciri sisik seperti ini pada saat menghantamkan pukulannya dan kena ke lawan, lawan akan langsung takut tanpa sebab dan akan lari tunggang langgang. 5. Batu Karang Ciri-ciri sisik batu karang adalah sisik jari-jari ayam pecah terbelah menjadi dua di ujungnya. Dikatakan juga ayam ini derajarnya juga leih tinggi dari ayam-ayam lainnya seperti naga temurun. Kelebihannya adalah Ayam yang mempunyai ciri-ciri sisik seperti ini, pukulannya dapat membutakan mata lawan bila terkena di bagian mata, dan sekali pukul lawan akan menjadi bingung dan linglung. 6. Batu Lapak Ciri-ciri sisik batu lapak adalah sisik tersusun dari taji ayam sampai ke telapak bawah kaki ayam Kelebihannya adalah Ayam yang memiliki ciri-ciri sisik seperti ini, akan membuat ayam lawan menjadi lemas dengan seketika pada saat terkena pukulan. Ayam ini konon memiliki aura mistik yang kuat, yang dapat membuat mental ayam lawan sebelum bertarung menjadi jatuh. 7. Batu Rantai Ciri-ciri sisik batu rantai adalah jika dibawah jari kaki ayam terdapat sisik, berlaku di jari kanan maupun kiri. Kelebihannya adalah Ayam yang memiliki ciri-ciri sisik seperti ini, pukulannya terasa pedas dan panas dan sangat menyakiti lawan. Biasanya ayam yang mempunyai sisik batu rantai, jari ayam panjang dan kaki ayam ramping. 8. Putri Kinurung Ciri-ciri sisik putri kinurung adalah jika terdapat sisik yang selip / keluar di tengah susunan sisik yang tersusun. Kelebihannya adalah Jika ayam mempunyai ciri-ciri sisik seperti ini, pukulannya dapat membuat posisi kuda-kuda lawan menjadi tak karuan dan ayam menjadi tak seimbang, sempoyongan seperti sedang mabuk. 9. Satria Sinekti Ciri-ciri ayam satria sinekti adalah jika di kaki kanan dan kiri, atau bisa di kedua kaki tidak memiliki sisik mulus Kelebihannya adalah Ayam yang mempunyai ciri-ciri sisik seperti ini, dalam setiap pertarungan akan selalu menang dan menjadi juara. Para chegar lá, há que percorrer uma trilha de kms, o que não é grande coisa. A trilha do badalado e frequentado Pico Paraná, por exemplo, tem 8 km, mas não são estes 800 metros o que faz do Ciririca uma montanha difícil, mas sim a vegetação. A trilha percorre a encosta dos morros Camapuan e Tucum, e há dois grandes sobes e desces dos vales que escorrem pela vertente Sul deste maciço montanhoso. Nos topos predomina uma vegetação mais arbustiva e bastante fechada, com bambus que fazem um emaranhando impenetrável que rasga sua roupa e mochila. Nos vales úmidos predomina uma mata com árvores altas que nunca permitem a entrada de luz. Tudo é sempre molhado e coberto por musgos escorregadios. Com estas características, as histórias que se ouve do Ciririca são sempre cabulosas. Gente se arrastando no meio da lama para passar por baixo dos bambus, pessoas perdidas na mata úmida, cansaço e demora de até 12 horas para chegar ao cume da montanha. No ano passado, as condições fechadas da mata e a falta de experiência de um grupo, levou à morte, por hipotermia, de uma pessoa que se perdeu na trilha. Este incidente fez que os bombeiros chamasse a atenção do dono do sítio na base da montanha, que seria melhor ele fazer uma manutenção no caminho. No último mês, quando fui ao Camapuan jogar as cinzas do saudoso amigo Parofes, fiquei sabendo que a trilha do Ciririca estava aberta. Neste momento percebi que poderia fazer a montanha sem fodeção, um Ciririca sem sacanagem e essa oportunidade surgiu neste final de semana quando meu amigo Luiz Antoniutti me chamou para uma pernada para treinar para o curso de escalada em gelo que ele irá fazer com o GenteDeMontanha na Bolívia. Convite feito, convite aceito e assim fomos nós dois e o Luca, o filho do Luiz que tem 17 anos. Começamos a caminhada somente às 730 da manhã e logo na saída encontramos um grupo que ficou admirado com nosso plano audacioso _Vocês vão pro Ciririca de ataque? Meu deus, que horas você acham que vão chegar? Pois é, por conta do mito do Ciririca, muita gente acha impossível fazer essa montanha de ataque. Ou seja, ir e voltar no mesmo dia. Para piorar, eu não estava no meu melhor estado de Saúde, pois estava me recuperando de uma gripe forte e isso foi sentido já no começo da trilha, quando tive que pedir para o Luiz e o Luca andarem mais devagar. Luiz e Luca no cruzamento de trilhas do Camapuan e Ciririca Mesmo mais lento que o normal, chegamos rapidamente ao cruzamento de trilhas que vai para Camapuan e o Ciririca. Até ali a trilha é bem aberta, ainda mais com o trabalho de manutenção do dono do sítio que tirou árvores caídas e bambus. Dali dava para ver que sua foice trabalhou bastante e onde antes havia um emaranhado de bambus havia uma avenida. Sem perder tempo começamos descer ao primeiro vale, onde para minha surpresa desviamos de um trecho que sempre foi o “temor” dos montanhistas, um local inclinado com uma corda pendurada. A nova trilha passa por um local também íngreme, mas com uma caminho natural em meio à pedras e escada de raízes. Fim dos bambus na trilha do Ciririca Vencido o primeiro vale, passamos pela primeira sela sem problema e já voltamos a descer novamente. O vale seguinte é o mais profundo, sendo necessário penetrar pelas entranhas da montanha, neste local com mato alto e selvagem, num buraco sempre molhadinho, mas muito bonito. _ É Luiz, tudo isso se chama dissecação! _ Pra mim isso buraco mesmo… Continuamos nosso ritmo, em pouco tempo alcançamos a cachoeira do Professor, onde fizemos a primeira pausa para lanche, em apenas 2 horas de caminhada. Ali é a metade do caminho em tempo. Cachoeira do Professor Continuamos pela trilha bem sinalizada, desta vez subindo o selado. Uma hora depois alcançamos um mirante, de onde pudemos ver nosso objetivo pela primeira vez. Descendo a trilha mais uma vez chegamos ao rio “Ultima Chance”. Que tem este nome porque ali é o ultimo local com água e também é a ultima chance para desistir da montanha, pois depois de todas essa caminhada pela floresta, emergimos das entranhas dos vales para chegar na “rampa” onde a vegetação é rasteira, mas a inclinação maior. Fundo de vales sempre úmidos no caminho do Ciririca. Em pouco tempo já nos secávamos ao sol do céu azul do inverno que era ora rasgado pela passagem de um avião deixando seus rastros para trás, o que de acordo com alguns são “Chemical trails”. Não precisamos emanar amor para eles se dissiparem, afinal, estando no Ciririca, isso acontece naturalmente… Passamos por um lugar onde o solo raso fica desnudo, deixando aflorar a rocha do substrato, num local onde com cargueiras deve ser difícil passar. Ainda mais que na borda a vegetação predominante são caraguatás espinhentos. Vencendo esta parte, em pouco tempo já descansávamos em baixo das enormes placas do cume, instaladas ali na década de 1960 para refletir sinais de radio entre Curitiba e a Usina Parigot de Souza no sopé leste do Pico Paraná ali perto. Chegamos ali em um pouco menos de 5 horas de caminhada. Apesar do aparente passeio, o Ciririca não é Ciririca sem uma fodeção. Sentados embaixo da placa o Luiz descobriu que havia esquecido o lanche dele e do Luca na geladeira, e tivemos que dividir meu sanduíche feito com a Linguiça do Marcio Olesko que havia sobrado do churrasco que fizemos de ultima hora na noite anterior. Acabou que na volta demoramos um pouco mais, porque mal comido acabei ficando mais lento pela hipoclicemia, nada que não pudesse ser resolvido com os pastéis na Chácara da Bolinha, onde chegamos cerca de 1030 horas após termos saído. Fazer o Ciririca de ataque nunca é moleza, mas o que conclui com tudo isso é que a sacanagem era mesmo eram as condições da trilha, muito fechada e cheio de locais propícios para se perder. Aberto como está ficou bem acessível o que contraria bem a fama do local. Mesmo assim, o Ciririca continua não sendo uma montanha para os virgens, que enfrentarão muitas dificuldades. Para eles sobram os picos mais fáceis, como o Itapiroca por exemplo. Sem vegetação ficou mais fácil passar mão, mas fato é que o Ciririca ainda não é montanha para os punheteiros de plantão. Veja mais

ciri sisik naga temurun asli